Minggu, 22 Desember 2013

EXTERNAL FLASH UNTUK DSLR

Pencahayaan adalah hal yang sangat VITAL dalam fotografi, dan akan ada saatnya kamu membutuhkan sumber cahaya tambahan, seperti saat ditempat dengan intensitas cahaya rendah. Yang menjadi permasalahan, pop-up flash (atau flash yang tersedia di kamera) hanya mampu memberikan pencahayaan yang sangat terbatas. Tidak menawarkan banyak ruang untuk mengembangkan kreativitas. Ini adalah saat dimana external flash mulai dibutuhkan.
Berikut ini adalah lima alasan mengapa kamu perlu memanfaatkan flash tambahan untuk bisa mengembangkan kemampuan fotografi lebih jauh, dan mendapatkan hasil maksimal:
1. Lampu Flash Bisa Menghadap Ke Banyak Arah
Salah satu masalah built-in flash adalah, ketidakmampuannya untuk memancarkan cahaya ke arah selain ke arah depan. Bukan hanya jenis flash semacam ini yang bisa merusak cahaya di sekeliling objek, tapi juga dapat memancarkan kebanyakan cahaya hanya ke satu bagian dari foto (ke tengah) yang akan membuat objek jadi terlalu terang sementara sekelilingnya sangat gelap.
Dengan flash tambahan yang bagian lampunya bisa diputar dan dimiringkan, Dapat dihindari atau memperbaiki kekurangan built-in flash. Karena lampu flash bisa diatur posisinya (ke atas, ke bawah, kiri, kanan, dan seterusnya) kamu bisa memantulkan cahaya untuk dapat menyebarkannya sehingga tidak akan terlalu keras saat mencapai objek. Kamu bisa menggunakan permukaan apapun di sekelilingmu untuk memantulkannya; dinding, langit-langit, sebuah reflektor, dan sebagainya.
Jika untuk alasan tertentu kamu tidak punya permukaan apapun untuk memantulkan cahaya (misalnya, dinding terlalu jauh, langit-langit terlalu tinggi) kamu bisa mengatur sudut lampu flash dengan kemiringan beragam (45, 60, 75 derajat, dst.) sehingga kebanyakan cahaya dari lampu tidak akan langsung mengenai objek. Ini juga tidak akan membuat objekmu merasa silau.
2. Kekuatannya Bisa Dikontrol
Kekuatan pop-up flash sepenuhnya dikontrol oleh kamera. Jumlah cahaya yang dibutuhkan untuk untuk menerangi objek secara otomatis dihitung oleh kamera berdasarkan informasi yang didapatnya. Tugasmu hanyalah mengatur frame dan menekan tombol shutter. Satu-satunya cara kamu bisa ikut campur adalah melalui pengaturan exposure compensation, itupun jika tersedia di kameramu.
External flash bisa digunakan dengan mode otomatis seperti built-in tapi juga punya mode manual. Saat kamu menggunakan mode manual, kamu akan punya kontrol atas kekuatan flash. Kamu yang menentukan dan flash tinggal melaksanakan perintah. Kalau kamu merasa cahayanya kurang, kamu bisa menambah kekuatannya atau menguranginya jika terlalu terang.
3. Mudah Diatur
Sejauh ini kita sudah membahas tentang flash yang bisa dipasang di kamera (melalui hotshoe) tapi juga bisa dilepas. Kebanyakan flash unit sekarang bisa dipicu tanpa harus dipasang di kamera dengan menggunakan transmitter. Keleluasaan ini akan memberimu kemungkinan baru dan bisa meningkatkan kreativitasmu di bidang fotografi. Beberapa body kamera sudah punya built-in transmitter sehingga bisa mengontrol external flash dari jarak jauh tanpa harus menggunakan alat tambahan.
Jadi, kamu bisa meletakkan flash tambahan ini dimanapun; di belakang objek, di bawah, samping, dan seterusnya. Kamu bisa mengkombinasikan keleluasaan ini dengan bagian lampu yang bisa diatur serta kekuatan cahaya yang bisa diatur dan bayangkan kemungkinannya untuk kreativitasmu.
4. Tersedia Dalam Banyak Ukuran


Ketika kamu menggunakan alat tambahan dalam fotografi, kamu harus mempertimbangkan berat dan ukurannya. Dengan external flash, kamu akan punya banyak pilihan sesuai kebutuhanmu. Ada banyak ukuran dan berat dan ini tergantung pada fitur yang dimilikinya. Terserah padamu untuk memilih mana yang cocok.
Kamu juga bisa mempertimbangkan produsen pihak ketiga yang menawarkan produk ini dengan harga lebih rendah tapi punya fitur dan kerja yang bagus. Menemukan flash yang kompatibel dengan kameramu tidak akan sulit seharusnya.
5. Bisa Ditambah Dengan Aksesori Lainnya

Terakhir, kamu bisa menggunakan banyak aksesori bersamaan dengan flash unit ini. Kebanyakan fungsinya adalah melembutkan dan menyebarkan cahaya yang sampai ke objek. Ada banyak sekali akesori pencahayaan di luar sana tapi yang paling populer adalah diffuser. Ini adalah sebuah alat kecil dari plastik yang kamu pasang di bagian lampu flash dan akan menyebarkan cahaya sehingga tidak akan merusak kualitas cahaya yang ada di sekeliling objek.

KAMERA FAVORIT PILIHAN FOTOGRAFER

Jika anda seorang fotografer, tentunya anda akan kritis dalam memilih kamera yang akan anda gunakan untuk memotret. Hal yang menjadi patokan dalam memilh kamera, biasanya adalah kemampuan fokus, kecepatan proses, dan daya tahan baterai. Berikut ini adalah kamera DSLR Pilihan fotografer :


1. Kamera DSLR Canon EOS 650D

Spesifikasi dari kamera digital Canon 650D merupakan kelanjutan dari canon tipe 600D, Canon tipe 650D ini terintegrasi dengan sensor CMOS Hybrid yang sangat berguna untuk memadukan fungsi  fase deteksi dan fungsi kontras autofokus, keunggulan fitur ini terasa  pada saat fotografer menggunakan 650D untuk proses  perekaman  video. Keberadaan Prosesor yang tertanam pada 650D merupakann generasi Canon Digic 5 14-bit. Fitur andalan lainnya dari canon tipe 650D adalah kamera jenis  DSLR ini sudah dilengkapi dengan  layar sentuh dan vari-angle sehingga semakin memanjakan para pemakainya. Canon tipe 650D adalah jenis DSLR pertama yang memiliki fitur layar sentuh. Fitur pendukung lainnya adalah Hybrid AF yang memberikan fasilitas  efek autofokus  dengan intens ketika  fotografer  memakai mode video dan live mode.


Canon EOS 650D

2. Kamera DSLR Nikon D70

Nikon tipe D70
 membuat anda seperti fotografer professional. Kamera digital terbaik dengan harga terjangkau menjadikan tipe Nikon D70 sebagai buruan utama para fotografer pemula. Merk pabrikan Nikon memproduksi Nikon tipe  D70 yang dilengkapi dengan kemampuan menghasilkan gambar hasil potretan dengan ketajaman dari segi resolusi sehingga menjadikan gambar semakin berkualitas dengan color range yang maksimal. Kemampuan lain dari Nikon D70 adalah dari segi kecepatannya, tercatat hanya diperlukan waktu 1/2 detik dari kondisi kamera ini Off sampai On dan siap untuk digunakan dan hanya 0,1 detik saja waktu yang dibutuhkan untuk mengambil gambar ketika tombol pemotret ditekan. Nikon D70 ini dilengkapi pula dengan hadirnya built-in speedlight dan spesifikasi wajib lainnya seperti autofocus, semakin menjadikan Nikon D70 pantas menjadi pilihan utama. 

 DSLR Nikon D70

3. Kamera DSLR Canon 1100D

Apakah anda fotografer pemula? Kamera jenis
 DSLR Canon 1100D sangat cocok untu Anda. Dari segi kemudahan pemakaian didukung oleh tata letak fungsi kontol yang sangat sederhana sehingga bagi anda fotografer pemula dapat mengatur dan menggunakan kamera DSLR ini dengan sangat mduah. Keunikan lain dari Kamera DSLR Canon 1100D adalah tersedia dalam pilhan warna merah maron  dan warna abu-abu. DSLR Canon tipe 3100D sudah dilengkapi dengan modus pengaturan otomatis dan memiliki Live View sehingga bagi fotografer pemula akan sangat mudah mendapatkan hasil foto terbaik. DSLR Canon tipe 1100D terintegrasi dengan sensor CMOS dan ketajaman resolusinya sebesar 12 Megapiksel.

Canon 1100D

4. Kamera DSLR Nikon D3100

Pilhan ideal pantas jatuh pada Kamera jenis
 DSLR Nikon D3100 . Mengapa demikian? Tak lain karena kemampuannya dalam mengambil gambar yang berkualitas sehari-hari disela aktivitas anda, karena ukurannya yang mungil sehingga memudahkan penggunanya membawa dan menyimpan Nikon 3100 ketika berpergian. Spesifikasi dari  Nikon D3100 adalah adanya  fitur Live View yang mampu merekam video dengan kualitas video Full HD, dilengkapi juga sensor CMOS . Nikon D3100 ini terkenal hemat dalam konsumsi energy baterai dibanding pendahulunya Nikon D3000 dengan sensor CCD nya. Nikon D3100 beresolusi  14 megapiksel dan ISO yang mampu mencapai 3200.


Nikon D3100

5. Kamera DSLR Canon 550D

Ini dia kamera pamungkas kita dalam postingan
 Jenis Kamera DSLR Terbaik pilihan Fotografer. Tipe Kamera Terbaik pilhan fotografer, yakni Canon 550D. Dengan segala kemampuan yang dimilikinya, menjadikan Canon 550D kamera paling laris di tahun ini. Meskipun, generasi terbarunya sudah ada yaitu Canon 600D, tetapi tetap Canon 550D paling banyak diincar. Hal ini disebabkan karena Canon 550D memiliki fitur lengkap tetapi harga yang sangat murah bagi seorang pemula. Walaupun murah, tapi tidak murahan yah…hehehehe. Berdasarkan pengalaman pemakainya, Canon 550D terkenal memiliki kualitas yang jauh diatas harganya, menjadikan Canon 550D banyak dipakai oleh semua level fotografer dari amatiran sampai fotografer professional. Keunggulan utama dari Canon 550D diantaranya adalah memiliki resolusi 18 megapiksel, grip Canon 550D ini termasuk kokoh dan aman digunakan, (wuihhhh….tangguh banget kan). Ditambah dengan 550D cukup ringan ketika dibawa dan digenggam. Kemampuannya dalam merekam terkenal sangat tangguh karena mampu merekam video dengan kualitas 1080p/full HD pada frame 24,25 atau 30 fps. Canon 550D dilengkapi prosesor DIGIC 4 serta sensor CMOS.

DSLR Canon 550D

Sekian artikel tentang kamera DSLR pilihan fotografer. Semoga bisa membantu Anda dalam memilih kamera. Selamat berkarya. :D


JENIS-JENIS LENSA KAMERA



Dalam bidang fotografi, lensa merupakan alat vital dari kamera yang berfungsi memfokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (atau lebih umum dikenal dengan nama film). Terdiri atas beberapa lensa yang berjauhan yang bisa diatur sehingga menghasilkan ukuran tangkapan gambar dan variasi fokus yang berbeda. Di bagian luar lensa fotografi biasanya ditempatkan tiga cincin pengatur, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus. 
Beda keperluan, beda juga lensa yang harus digunakan. Berikut adalah pengetahuan mengenai jenis-jenis lensa, yang pada umumnya digunakan :

1.      Lensa Fix



Jenis lensa yang satu ini memiliki sudut pandang atau pembesaran yang tetap. Lensa yang biasa digunakan untu memotret model atau benda mati ini mengharuskan kamu maju atau mundur demi mengejar sudut pandang atau pembesaran yang maksimal. Contohnya lensa 14 mm f/2,813, 50 mm f/1,8, atau 400 mm f/2,8.

2.      Lensa Zoom (Vario)





Jika dibandingkan dengan lensa fix, lensa zoom bisa dikatakan kebalikannya. Sebuah lensa dikatakan sebagai lensa zoom, apabila perbesaran gambar dan sudut pandangnya dapat diubah-ubah. Jadi, kamu tidak harus maju atau mundur selama masih dalam jangkauan lensa, bahkan kamu tidak perlu mengganti-ganti lensa. Contohnya adalah lensa 18-35 mm f/3,5-4,5; 28-70 mm f/2,8; atau 70-300 mm f/4-5,6. Lensa zoom dapat dibagi menjadi dua jenis jika dilihat dari bukan diafragma maksimum, yaitu diafragma variable (variable aperture) dan diafragma konstan (constant aperture).

3.      Lensa Tunggal

Lensa tunggal terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu:



-Lensa Normal
Lensa normal adalah lensa yang memiliki sudut pandang yang kurang lebih sama dengan mata manusia (±45º) dan memiliki panjang fokus sekitar 50 mm pada kamera format 135.



- Lensa Sudut Lebar (Wide Angle)
Lensa sudut lebar adalah lensa yang memiliki cakupan lebih lebar dari lensa normal atau lebih dari 45º. Lensa ini cenderung membuat objek menjadi kecil, tetapi meluaskan sudut pandang. Maka dari itu, jenis lensa ini biasa digunakan untuk kepentingan cityscape,landscape, interior, ataupun eksterior. Kekurangan dari lensa ini, yaitu memiliki distorsi yang cukup tinggi. Jadi, sangat tidak disarankan menggunakan jenis lensa ini ketika akan memotret model secara close up.




- Lensa Telephoto (Tele)
Lensa tele merupakan kebalikan dari lensa wide. Merupakan jenis lensa yang memiliki kemampuan mempersempit sudut pandang, tetapi memperbesar dan mendekatkan objek. Jenis lensa ini biasa digunakan dalam pertandingan olahraga dan objek lain yang tidak dapat didekati, misalnya binatang buas.


4.      Lensa Khusus

Lensa khusus juga terbagi menjadi dua, yaitu lensa makro dan lensa PC. Jenis lensa ini digunakan khusus untuk aplikasi tertentu.



- Lensa Makro
Jenis lensa ini biasa digunakan untuk memotret benda-benda kecil seperti serangga. Lensa makro memiliki kemampuan pembesaran gambar yang lebih daripada jenis lensa lain. Panjang fokus yang umum digunakan adalah dari 50 mm, 105 mm, hingga 200 mm.



- Lensa PC (Perspective Correction)

Lensa ini digunakan dalam pemotretan arsitektur. Bagian depan lensa ini dapat “diangkat” ataupun “digeser” untuk mengoreksi perspektif dalam gambar.

    Selain dua jenis lensa khusus di atas, masih ada beberapa jenis lensa yang penggunaannya tidak terlalu umum. Contohnya lensa soft focus untuk portrait yang memberikan hasil foto yang berpendar seperti memakai filter diffuser dan lensa micro untuk pemotretan benda/makhluk mikroskopis.

       Nah, ternyata ada tujuh jenis lensa yang harus kamu ketahui. Atau untuk kamu yang mungkin berminat membeli lensa untuk kelengkapan hobimu, IDS akan memberi sedikit tips. Setelah mengetahui jenis lensa, ketika kamu ingin membeli, harus disesuaikan dengan jenis kamera kamu dulu. Setelah itu, ketahui kebutuhanmu, apakah general purpose atau mungkin specific purpose. Lokasi biasa yang kamu gunakan mencari foto juga berpengaruh dari jenis lensa yang akan dibeli. Maka dari itu, kamu harus tahu betul apa yang dibutuhkan dan budget yang kamu miliki.

Terapkan konsep efektif dan efisien dalam kegiatan Anda sehari-hari, agar mendapatkan hasil yang maksimal. Semoga artiketl ini bermanfaat untuk Anda. Terima kasih. :)



MODE PADA KAMERA DSLR

Memahami Mode Pada Kamera Digital
Jika kita memiliki pemahaman yang bagus mengenai beberapa mode pengoperasian kamera digital, tentunyaakan  amat membantu kita untuk secara efektif mengontrol eksposur. Pada artikel kali ini akan menjelaskan tentang beberapa mode pengoperasian yang pada umumnya ada di kamera anda baik DSLR, kamera pocket yang canggih maupun Super-zoom; aperture priority, shutter speed priority, program mode dan manual mode.



Apa Itu Mode Pengoperasian Kamera?

Mode pada kamera digital memungkinkan kita mengontrol semua parameter eksposur, khususnya shutter speed, aperture dan ISO, yang merupakan parameter dasar fotografi, yang sangat vital. Beberapa mode secara otomatis menentukan besaran tersebut, namun ada mode yang lain memungkinkan kita mengontrolnya secara manual sesuai selera dan kebutuhan kita. Dulu saat belum ada mode kamera, fotografer harus bisa menentukan sendiri semua parameter shutter speed, aperture dan memilih jenis film yang akan digunakan. Untuk menghitung intensitas dan jumlah cahaya, mereka harus menggunakan alat metering terpisah yang mengukur cahaya,  lalu selanjutnya menentukaan informasi eksposure, yang kemudian digunakan untuk settingan kamera.

Sejak diperkenalkannya kamera SLR yang mampu mengukur cahaya yang masuk melalui lensa, alat metering mulai ditinggalkan, dan sudah menjadi benda asing. Sejak itu pula mode otomatis juga mulai diperkenalkan oleh pabrik kamera, dimana kamera akan mengukur cahaya yang masuk melalui lensa dan sekaligus menghitung nilai eksposure yang pas. Mode yang saat ini ada, berusaha menjembatani antara pengoperasian semi otomatis dan full manual ala fotografer tempo dulu. Agar tercipta hasil yang maksimal.

Jenis-Jenis Mode Kamera

Ada empat jenis utama mode kamera:
  1. Program Mode
  2. Shutter Priority (Tv atau S)
  3. Aperture Priority (Av atau A)
  4. Manual (M)
1. Program Mode
Dalam program mode, kamera secara otomatis akan menentukan Aperture dan Shutter Speed untuk kita berdasarkan jumlah cahaya yang masuk melalui lensa. Jika anda menemukan momen yang penting dan tidak ingin berpikir apa-apa langsung jepret, gunakan mode ini. Kamera akan berusaha menyeimbangkan antara shutter dan aperture, jika kita mengarahkan lensa ke area yang terang, angka aperture secara otomatis membesar sementara shutter speed dipertahankan di angka yang lumayan cepat. Arahkan kamera ke area gelap dan angka aperture akan mengecil untuk mempertahakan shutter supaya tidak terlalu blur / kabur.

Ada salah satu cara untuk mengubah pengukuran otomatis kamera, dengan memutar kontrol dial di kamera. Jika kita putar dial ke kiri maka kamera akan memperlambat shutter speed dan menambah aperture. Jika memuter dial ke kanan, kamera akan  mempercepat shutter speed dan memperkecil aperture.

2. Shutter-Priority Mode

Di mode shutter priortiy, kita secara manual mengatur nilai shutter speed dan kamera secara otomatis memilih nilai aperture untuk kita bserdasarkan jumlah cahaya yang masuk melalui lensa. Mode ini bisa kita pakai saat ingin membekukan gerakan atau kalau kita sengaja ingin menciptakan foto blur. Jika ada terlalu banyak cahaya, maka angka aperture akan membesar (bukaan mengecil) sehingga jumlah cahaya yang masuk lensa akan berkurang. Jika terlalu sedikit cahaya masuk lensa makan angka aperture akan mengecil (bukaan membesar) supaya cahaya makin banyak masuk lensa.
Jadi di mode shutter priority, nilai shutter speed akan konstan tidak berubah sesuai (sesuai setting kita), sementara nilai aperture akan bervariasi tergantung jumlah cahaya.

3. Aperture-Priority Mode

Di mode aperture priority, kita set besaran aperture secara manual dan kamera akan menentukan besar shutter speed sesuai jumlah cahaya yang masuk lensa. Dengan menggunakan mode aperture priority, kita memiliki kontrol penuh atas depth of field (bidang tajam), karena kita bisa menurunkan atau menaikkan bukaan lensa dan membiarkan kamera yang menghitung shutter speed
Menggunakan mode aperture priority adalah cara aman dalam mengoperasikan kamera karena resiko foto menjadi under-exposed (gelap) atau over-exposed (terlalu terang) lumayan kecil. Kenapa? karena nilai shutter kamera range-nya lumayan lebar, dari 30 detik sampai 1/4000 detik (atau 1/8000 detik dikamera canggih), yang mana sangat mencukupi untuk berbagai kondisi cahaya.

4. Manual Mode

Seperti namanya, kita mengontrol nilai aperture dan shutter speed kamera secara manual sepenuhnya. Anda harus memilih nilai aperture sekaligus shutter speed. Mode ini bisa dipakai saat memotret obyek foto yang kondisi pencahayaan-nya membuat kamera “bingung”. Contohnya adalah saat kita memotret teman di pantai yang sangat terang, kamera mungkin akan salah menilai exposure sehingga wajah teman jadi hitam supaya pasir dipantai tidak over-exposed. Dalam kasus seperti ini, kita bisa mengganti mode menjadi manual dan melakukan metering dengan mengukur exposure di wajah teman lalu menentukan aperture serta shutter speed secara manual berdasarkan hasil metering tadi.
Mode manual juga berguna saat misalnya kita memotret panorama (cara memotret panorama?, supaya terjadi konsistensi. Foto panorama dihasilkan dari beberapa foto yang dijahit, dan nilai aperture maupun shutter speed sebaiknya selalu konsisten sehingga hasil akhir foto panorama akan konsisten tidak belang-belang ada yang gelap dan ada yang terang.

Cara Mengubah Mode Kamera?
Tombol pengubah mode kamera biasanya terlihat cukup mencolok,, sebuah tombol putar yang ditampilannya tertulis: P – S – A – M (DSLR Nikon) atau : P – Tv – Av – M (DSLR Canon), ini beberapa contohnya:

Nikon D5000:


Di Canon 50D:


Di beberapa kamera kelas professional, tombol dial mode tidak ditunjukkan secara mencolok, di Nikon D300S misalnya, hanya ada tombol kecil disebelah kanan atas bertulis MODE.
Bagaimana Dengan ISO?

Dikebanyakan kamera DSLR, ISO tidak berubah secara otomatis kalau kita mengganti mode-mode diatas, jadi kita harus menentukan ISO secara manual Jika anda tidak ingin menggunakan setting ISO secara manual, gunakan fitur “Auto ISO” dikamera, lalu set ISO maksimum di “800-1600″, jika anda merasa terlalu banyak noise, ganti maksimum ISO di angka yang lebih kecil.

Bagaimana Dengan Mode Kamera Lainnya?
Beberapa camera entry-level dan semi-pro juga memiliki mode yang lain, misalnya “portrait”, “landscape”, “macro”, “sport” dan lain-lain, tergantung jenis kameranya.

Sekian artikel yang dapat saya sampaikan. Semoga bisa bermanfaat bagi Anda semua. Selamat Berkarya :D.


CARA MENGAMBIL ANGLE / SUDUT FOTO YANG BENAR

CARA MENENTUKAN "SHOOT ANGLE" YANG BAGUS



Pada umumnya angle dan komposisi adalah kunci untuk mendapatkan foto yang bagus dan sempurna. Dengan komposisi yang bagus, obyek yang sederhana (atau bahkan tidak terlalu penting) pun bisa disajikan dengan cantik dan terlihat sempurna. Sebaliknya, dengan komposisi atau angle yang jelek, obyek yang luar biasa pun akan terlihat biasa saja, bahkan tidak bernilai seni. Karena keindahan foto sangat ditentukan  oleh angle dan komposisi.

Jika Anda melihat sesuatu yang menarik untuk difoto, organ tubuh yang pertama harus bergerak adalah kaki, bukan tangan. Mengapa? Karena Anda mungkin harus bergerak memutari obyek dulu untuk mendapatkan angle dan komposisi yang maksimal. Hal ini juga terpengaruh timming saat akan mengambil gambar.
Sebenarnya, angle dan komposisi mengacu pada satu hal yang sama, yaitu bagaimana sebuah foto diambil/dibuat. Angle mengacu ke fotografer dan kamera: arah atau dari sudut mana foto tersebut diambil, karena jika beda sudut, beda pula hasil yang didapat. Sedangkan komposisi mengacu ke hasil fotonya: bagaimana beberapa objek bisa menyatu dan menghasilkan harmoni. Angle jua menentukan komposisi; begitu juga untuk mengubah komposisi diperlukan perubahan angle. Angle dan komposisi harus sinkron agar foto yang dihasilkan terlihat indah.
Secara universal, dapat dikatakan pemilihan angle harus dilakukan sebelum pemilihan komposisi. Pilihan angle sangat banyak: seorang fotografer bahkan bisa memutuskan untuk mengelilingi sebuah obyek 360 derajat, bahkan ada pilihan untuk mengambil angle dari atas atau pun dari bawah. Setelah memutuskan dari sudut mana akan memotret, barulah sang fotografer memulai proses pengambilan foto, dimulai dari membidik obyek, dan menggeser2 sedikit kameranya untuk mengubah letak obyek (dan obyek-obyek lain, termasuk foreground atau background) untuk mencapai komposisi yang ideal. (Walaupun tidak menutup kemungkinan sang fotografer ternyata harus bergeser dan mengubah angle sedikit lagi untuk mencapai komposisi yang lebih ideal. Misalnya, karena ternyata dari angle yang ia pilih obyeknya akan kurang kontras dibanding background.)

Angle yang bagus adalah angle yang dapat menyampaikan pesan sepenuhnya dari sebuah objek yang difoto.
Mungkin hal ini terdengatr sederhana, tapi ada sebuah pesan penting yang sering dilupakan orang: bahwa Anda  harus tahu dulu apa yang ingin anda sampaikan.Terdapat beberapa langkah dalam menentukan apa yang ingin disampaikan. Yaitu, langkah pertama adalah: visualisasi / membayangkan. Dalam kasus foto burung di atas, saya punya pilihan untuk mengambil foto tersebut dari arah depan atau samping (dengan derajat yang bervariasi); selain itu saya juga bisa memotret burung itu sambil berdiri (angle dari atas ke bawah), atau saya bisa jongkok dan memotretnya dari samping (sejajar). Apakah angle turun itu jelek? Apakah angle dari depan itu jelek? Entahlah, tapi yang jelas bukan itu yang ada di dalam kepala saya, dan saya mencoba untuk membuatnya menjadi nyata.
Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih angle:
Dari sudut manakah obyek harus difoto untuk menyampaikan apa yang ingin saya sampaikan?
Visualisasikan Anda sedang melihat seorang tunawisma sedang tidur di trotoar. Anda punya pilihan untuk mengambil fotonya tegak lurus dari samping (sehingga badannya melintasi frame), atau dari arah kepala ke kaki, atau dari arah kaki ke kepala; begitu juga Anda bisa memotret dari atas ke bawah, atau sejajar (mungkin perlu jongkok?). Setiap sudut bisa menciptakan pesan yang berbeda dari sebuha foto.
Ada beberapa “aturan” yang bisa diikuti tentang pengambilan angle; misalnya, angle dari atas ke bawah biasanya menggambarkan XXX, atau angle dari bawah ke atas akan memberikan kesan YYY, tapi menurut saya ini hal yang tidak begitu penting untuk dihafalkan. Lebih baik kita langsung mencoba dan melihat hasilnya. Saya lebih suka tidak mengurung kreatifitas Anda dengan mengajari bahwa angle begini akan menghasilkan kesan begitu. Siapa tahu Anda bisa menemukan penggunaan angle yang menimbulkan efek yang berbeda dari yang selama ini dipakai. Bahkan bisa menciptakan nilai seni yang tinggi alkibat dari kreatifitas yang bebas tanpa batasan.

Apa yang sebaiknya digunakan sebagai background atau foreground?
Pilihan angle sangat mempengaruhi apa yang masuk ke dalam frame, bahkan jika hanya sebagai background yang tidak focus sekalipun / siluet. Dalam kasus visualisasi tunawisma di atas, jika Anda mengambil angle tegak lurus, maka mungkin yang masuk dalam frame Anda hanyalah tunawisma tersebut dan sepotong trotoar dan tembok. Jika Anda mengambil angle lebih miring, maka mungkin sebagian dari pemandangan jalanan akan terekam juga dalam frame Anda. Beda sudut, tentunya akan menangkap background yang berbeda.
Background/foreground apa yang bisa memperkuat foto?
Apakah pemandangan jalanan tersebut akan membantu memperkuat foto Anda? Ini kembali tergantung pada apa yang ingin Anda sampaikan. Apakah Anda lebih suka jika fotonya simpel dan hanya berisi sang tunawisma, trotoar dan tembok saja? Terserah Anda, karena itu adalah kebebasan anda untuk berkarya.
Apakah obyek cukup kontras dengan background?
Foto cenderung menjadi lebih kuat jika obyek bisa teridentifikasi dengan jelas; antara lain dengan membuat kontras yang cukup tinggi antara obyek dengan background. Jika hasilnya kurang kontrast, anda bisa menggunakan software pengedit foto jika perlu. 

Di contoh foto burung di atas, misalnya, si burung mempunyai kontras tinggi di sebagian besar tempat. Kontras cukup rendah di bagian “dagu”, misalnya, (kepala bagian bawah, di pangkal paruh), di mana burung yang putih bertemu dengan background yang putih juga. Sedangkan di bagian badan, kontras cukup tinggi dengan bulu berwarna putih dan background hitam. Faktor pencahayaan juga perlu diperhatikan agar hasilnya maksimal.
Hal ini lebih mudah untuk dipraktekkan di foto berwarna, karena jumlah warna yang sangat banyak / variatif, akan memungkinkan obyek lebih terpisah dari background; jika foto hitam putih besar kemungkinan Anda mendapatkan obyek abu-abu berbaur dengan background yang abu-abu juga.

Oke, cukup sekian tips yang dapat saya berikan. Semoga dapat membantu anda dalam berkarya. Semakin sering berlatih, maka kemampuan Anda akan bertambah juga. Terima Kasih :)